SEBUAH NILAI DARI SEBUAH PRINSIP: MENATAP KEHIDUPAN

Aku ini orang muhammadiyah yang lahir dari keluarga NU, pernah mengikuti tarbiyah dan halaqoh-halaqoh salafi, tapi sangat mengagumi Bung Karno, RA. Kartini, Tan Malaka, dan Pramoedya ananta toer...
Bagiku, Muhammadiyah dan NU adalah orang tua kandung, salafi adalah guru, dan Cinta Tanah Air (Nasionalisme) adalah jalan menuju penyempurnaan iman...
Aku bosan saling menyalahkan, kemudian mulai membiasakan diri untuk bertanya. Mengenal perbedaan pada tempatnya masing-masing, dan membiarkan kebenaran mengunjungi kesadaran tanpa paksaan. Kini aku bukan muhammadiyah atau NU, bukan juga salafi, apalagi JIL. Cukuplah 2 kalimat syahadat yang menjadi saksiku bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rosulallah. Muhammadiyahku tak penting lagi, NU ku juga tak penting lagi, salafi atau JIL bukan urusanku. Rosulullah SAW pernah menyuruh umatnya untuk mencintai Tanah Air, dan aku berharap: jalan ini bisa menjadi alasan agar aku layak mendapat syafaat Beliau di hari pembalasan..

(KLU: JULI 2013)



Artikel Terkait:

0 Response to "SEBUAH NILAI DARI SEBUAH PRINSIP: MENATAP KEHIDUPAN"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme