BUSUR WAKTU TAK MENGHADAP PADA MASA LALU

Kau tak pernah tahu air mata dan lelahku
Tuk mengubur dalam-dalam namamu
Bertahun kugadaikan mimpiku
Bertahun kau sandra lamunanku
Tapi kau serahkan tubuhmu padanya
Di mana aku harus menyimpan hatiku kini?

Bertahun ku berjalan di atas bara api
Melebur dalam penyesalan yang terus menggurui
Memerah dan merona cerah dari ujung sunyi
Percikan-percikan air mataku melelehkan bumi
Dan namamu selalu bergetar dalam sgala bentuk energi

Untuk apa lagi aku membicarakan mimpi?
Langkahmu tlah jelas kukenali
Kau meninggalkan aku di sini
Di balik reruntuhan dan puing-puing jati diri

Aku pernah kau kenali dengan segenap ciri
Aku pernah begitu dekat denganmu yang berdinding kini
Sadarkah kau wahai wanita yang bersuami
Kini wajah dunia tak lagi ditutupi misteri

Kau merindukanku tuk kesekian kali
Tapi rindumu tak mungkin bisa tergenapi
Rindumu bukan sebuah debaran hati
Rindumu hanya letupan-letupan emosi dari jiwa yang tak bersuci

Sadarlah kau wahai wanita yang bersuami
Takdir tlah digenapi dari tiap langkah yang kau daki
Takdir bukan lagi berbentuk sebuah ilusi
Dan tak layak pabila kau melangkah pergi
Hanya untuk bercengkrama dengan liarnya taring emosi

Aku adalah milikmu sejak dulu
Tapi aku tak mungkin milikimu
Tlah begitu jauh jalinan rindu dan waktu
Hingga tak mungkin ku menemuimu

Masa lalu masa lalu masa lalu
Bercak-bercak air mataku untukmu
Untuk tiap waktu dan debaran hati saat memelukmu
Untuk tiap luka dan hancurnya aku saat tak menemukanmu
Namun...
Kini kau hanya bernama masa lalu
Relakan dirimu
Berdamailah dengan waktu
Berjalanlah...!
Aku juga akan melanjutkan langkahku
Bukankah pertanyaan itu tlah ku ulang berkali-kali
Hingga ternyata kau bulat menelantarkan assaku
Meninggalkan aku...
Meninggalkan aku...
Meninggalkan aku...

Busur waktu tlah membunuh cintaku padamu...
Busur waktu...
Busur waktu...
Busur waktu...
Apakah kau hendak menghentikan langkahmu hanya demi masa lalu?
Ya... Sangat tak mungkin
Begitu juga aku



Artikel Terkait:

2 Response to "BUSUR WAKTU TAK MENGHADAP PADA MASA LALU"

  1. iin syah says:

    Penyair-penyair patah hati banyak bertaburan di negeri ini. Bahkan syair indah bahasa dan sapanya karena hati yang luka, masa lalu yang jingga. Indah, menyentuh ke jiwa....

    makasih dah mampir mba iin....

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme