HEAD LINES (Perang Dunia Ke 3)

Angin menderu-deru

baca yuk....
  • Imagen 1 BANYU SEGARA PANTURA
    pantura dalam kata dan jeda

MIMPI DI SIANG BOLONG

Aku masih ingat pada topengmu dulu
Topeng kejujuran yang tak tahu malu ketahuan bohong
Tersenyum agak tertawa: mengejek
Memperoleh kerinduan penduduk Nusantara pada Sinatria Pinandhita
Rindu yang terlanjur buta: bukan buta karena cinta

Aku masih ingat pada topengmu dulu
Topeng kejujuran yang tak tahu malu ketahuan bohong
Terang-terangan bohong dan dipuja-puja atas semua kebohongan
Topeng lugu yang diserupakan kerabat rakyat
Sang amanat yang dikandung jaman untuk segala jalan
Sedangkan kaki tanganmu menikung-nikung sembarangan

Aku masih ingat pada topengmu dulu
Topeng kejujuran yang kau dapat dari menjual seluruh rasa malu
Ketika kau percaya pada takdir media
Ketika semua cerita memihak citra
Sedangkan batinmu menjadi liar terkurung penjara
Terkurung penjara..

Aku masih ingat pada topengmu dulu
Topeng kejujuran yang tak tahu malu ketahuan bohong
Topeng Satrio Piningit yang dibeli dari pasar barang bekas
Yang raut mukanya benar-benar meyakinkan mimpi-mimpi
Sedangkan wajah aslimu selalu bersembunyi: tak tersentuh cahaya

Aku masih ingat pada topengmu dulu
Topeng kejujuran yang tak tahu malu ketahuan bohong
Tentu saja aku ingat walaupun itu memang bukanlah ingatan
Inilah kenyataan jaman



BAYAN: (MEI 2014)

lanjutin baca..

SURAT CINTA PERTAMA

Jika aku memang benar-benar hidup
Jika aku bukanlah proyeksi kesadaranmu
Jika semua yang ku lakukan adalah reaksi berpola atas struktur pikiranmu
Atau jika harapan dan ketakutan tidak pernah bisa terwujud tanpamu
Aku tak punya alasan apapun untuk hidup kecuali berjumpa denganmu, kemudian menjadi bagian dari dirimu

Ketika aku setan maka tolaklah tanpa kebencian
Ketika aku malaikat maka sambutlah aku tanpa penyembahan
Ketika aku binatang maka peliharalah aku dengan cinta
Namun ketika aku hanyalah sampah, maka kuburlah aku untuk menyuburkan bunga yang akan selalu kau sirami sepenuh ketakjuban

Aku bukan siapa-siapa
Sedangkan dirimu punya kaki untuk menemukan jalan
Punya mata untuk menemukan cahaya
Dan punya hati untuk menerima apapun wujudku sebagai bagian dari alasanmu mengunjungi kehidupan



BAYAN: (MEI 2014)

lanjutin baca..

CERITA TENTANG PENDONGENG

Jika Gajah Mada lebih dikenal daripada raja-rajanya
Maka aku berhak untuk tidak mengenal presiden
Sebab Gajah Mada sangat mungkin jadi raja
Tapi dia lebih mementingkan pengabdian kepada Nusantara

Jika ambisimu mencetuskan kegelisahan Pertiwi
Atau jika matamu membuta sekian harapan
Maka akan kucatat hari-hari tanpa suaramu
Sebab kehadiranmu hanyalah fitnah bagi kehidupan abadi

Aku tak peduli kamu membonceng atau dibonceng
Aku juga tak peduli kamu dalang atau wayang
Kuda atau penunggang bertali kekang
Silahkan saja sesukamu: pandai-pandailah mencitra cerita



BAYAN: (MEI 2014)

lanjutin baca..

FOTO SAMPAH

Foto foto siapa yang menempel di pohon?
Mereka bahkan tidak melakukan apa-apa selain mengotori lingkungan
Merekapun tidak bicara apa-apa
Jadi untuk apa memilih mereka??
Besok juga mereka akan menjadi sampah
Yang ditanggalkan hujad deras demokrasi spekulatif
Atau dibakar sumpah serapah bersama semua tumpukan janji yang di kumpulkan pada pembuangan terakhir limbah kehidupan


BAYAN: (MARET 2014)

lanjutin baca..

SAUDAGAR TOPENG

Aku malu dengan wajah yang penuh gurat bekas luka harapan
Wajah ini wajahku, wajah sebelum kukenakan topeng keramat warisan anak kandung pertiwi
Yang tak tega melihat ibunya berselingkuh dengan saudagar topeng

Di kota-kota besar: topeng pembaharu laris manis dipasar
Di kabupaten kota: topeng pembela rakyat diserbu pembeli
Di desa dan dusun-dusun: Topeng Satria Piningit disembah sebagai dewa
Dan di seluruh belahan dunia: Pemilik pabrik topeng semakin kaya raya

Ibuku sakit sejak lama
Bukan karena poligami atau dicerai suami, karena ibuku memang cantik jelita
Semua laki-laki tergila-gila menginginkan kecantikannya
Tapi ibuku sakit, selalu memikirkan anak-anaknya yang gila

Aku, kamu, kalian, dan mereka-mereka yang menyuruh Ibu Pertiwi berselingkuh..
Kita adalah anak-anak kandung yang dibesarkan oleh tanah air
Tegakah kalian?
Sedangkan saudagar topeng hanya tergiur pada kemolekan tubuh bunda

Dia: saudagar topeng itu begitu bernapsu...
Bisa saja memperkosa tanpa takut dunia berkata apa
Tapi sebagai anak-anak kandung: alangkah hinanya jika kita membiarkan bunda berselingkuh
Atau melepaskan cincin Pancasila yang dulu dijadikan mahar perkawinan Sang Nusantara

Ibuku sakit..
Ibumu, Ibu kalian, juga mereka
Dialah Ibu kita..
Yang selalu dinafkahi janji-janji oleh suaminya dulu
Tertipu lagi, ditipu lagi...

Aku malu..
Anak-anak kandung Bunda: Ingin menjual tubuhnya pada saudagar topeng
Demi setumpuk predikat di buku sejarah yang dicatat penguasa media
Sebab masa depan harus lahir dari keturunan bapak citra



BAYAN: (MARET 2014)

lanjutin baca..

LUKA CINTA SEKIAN RINDU

Ternyata aku kembali tenggelam dalam luka yang tak dimengerti
Setelah sekian kali menggapai pelampung harapan
Setelah dipermainkan ombak kehidupan
Walau tak henti-henti berteriak memohon pertolongan Cinta

Tidakkah kau lihat tatapan mataku?
Setiap kali dia menyentuh wajahmu
Setiap kali dunia terhapus dari akal kesadaran
Setiap seluruh kesombonganku berlutut tanpa daya di hadapanmu

Tidak..!
Kau sama sekali tak mengerti seberapa sanggup aku menanggung luka untuk menempuhmu
Kau sama sekali tak mau mengerti
Kenapa aku selalu menatapmu...



BAYAN: (MARET 2014)

lanjutin baca..

DALAM GELOMBANG TARIKAN NAFAS

Di suatu tempat, dimana cakrawala bisa kita sentuh dan langit bisa dilukis
Kurengkuh bulan emas yang mengambang di antara debur ombak
Di sana, para malaikat saling bertukar kabar tentang kesejatian
Dan gemuruh pantai begitu mesra memainkan jemari malam

Aku memelukmu begitu erat
Merasakan setiap denyut pembuluh darahmu
Timbul tenggelam dalam gelombang tarikan napas
Menyulam waktu dengan benang lembut yang bergetar ditarik rindu

Sejak aku menatap rona merah di pipimu, dulu
Alangkah bahagia hidup di dekatmu
Sejak suaramu terngiang-ngiang di penghujung malam
Membisiki peraduan...

Aduhai..
Begitu dekat wajahmu
Namun keresahan selalu merampas paksa
Sebab kita memang terlanjur dilahirkan oleh gaduhnya dunia



BAYAN: (MARET 2014)

lanjutin baca..
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme