Sepucuk surat untuk hening

Kau panggil mataku pada air matamu
Kau telan aku dalam tatapan pedih itu
Secarik sesal bertulis masa lalu
Mengambang jernih dalam kelopak mata itu

Kuambil jemarimu yang bergetar, entah menahan rindu
Menghambur dalam pelukanku
Tapi menyenggol tiga gelas di meja waktu
Cinta, Takdir, dan jiwa yang lahir dari rahimmu
Pecah dan menjerit, memecah gelas mimpiku

Artikel Terkait: