Laron-laron itu mabuk pada cahaya
Berputar-putar menyentuh rindu terpurba yang dititipkan pada matanya
Dan saat aku menyalakan lampu minyak
Salah satu laron masuk ke dalam api

Asap lampu mengepul seperti senyum
Memahamkan sebuah rindu yang mengenali diri
Tak ada keindahan selain penyatuan
Walau harus memusnahkan seluruh jasad dan keraguan

Laron-laron itu mabuk pada cahaya
Menari-nari di sekitar lampu minyak
Ada yang menikmati kehangatan, ada yang menyentuh lalu kembali menjaga jarak karena panas
Tapi salah satu laron telah menjadi bara yang memukau
Dan semua laron cemburu padanya

Laron-laron itu mabuk pada cahaya
Berputar-putar hingga tak bertenaga
Tak mampu lagi terbang menggapai ketinggian
Dan berusaha melepaskan sayap-sayapnya

Laron-laron itu cemburu
Lalu bersalaman dengan gairah keturunan
Menempelkan raga berkelamin
Untuk meneruskan rindu pada genetik pencariannya, sejak dulu kala

Artikel Terkait: