JANGAN GADAIKAN CINTA DEMI PERNAK-PERNIK GENGSI

Aku merenung tentang jalan sunyi
Tentang genggaman jemari yang begitu membekas di hati
Tentang senyum yang masih memancar di setiap ruang pencarian wangi
Tentang mimpi yang kini terselimuti awan gelap tanpa merpati

Di mana kamu berada?
Kau tenggelam terlalu dalam, dalam luka yang kejam
Ke mana aku mengadu?
Aku tersita begitu rupa dalam dosa- wajah yang kupuja

Di mana harus ku tanam benih kesetiaan
Sedangkan dirimu telah menanduskan mimpi kita?
Dengan apa harus ku siram tunas harapan?
Sedangkan bumi hatimu tak sudi menerima tetesan air mata rindu sesalku?

Dengan apa harus kubayar dosa-dosaku?
Aku ingin melunasi seluruh penantian setiamu
Tolong, jangan gadaikan cinta kita demi pernak-pernik gengsi
Pinjami aku sedikit waktu untuk membelanjakan ketulusan yang ku ambil dari simpanan paling dalam yang pernah aku punya

Jujurlah, sayangku…
Adakah jemari lain yang telah menggantikan genggamanku?
Andai tak ada lagi jalan untuk membimbingmu dalam pelaminan, aku rela
Asal kau memetik cinta yang tak tumbuh dari lumpur emosi

Jujurlah, sayangku…
Adakah hati lain yang telah melukis mimpimu?
Andai tak ada lagi ruang yang memberi kehangatan tubuhmu, aku rela
Asal kau tak mengambil benih dari limbah sepi tak dikenali

(KLU: 2013)



Artikel Terkait:

0 Response to "JANGAN GADAIKAN CINTA DEMI PERNAK-PERNIK GENGSI"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme