DONGENG KACAU BALAU

Aku membaca sebuah buku di perpustakaan rahasia. Kubaca:

Di sebuah tempat, di negri dongeng. Orang-orang sibuk mencari setetes air. Kekeringan telah melanda jiwa-jiwa mereka sejak buaian pertama. Sejak mereka bayi, mereka harus membayar air susu ibunya, harus membayar gendongan dan kecupan lembut, bahkan membayar uang kebersihan dan popok bayi. Menginjak anak-anak, mereka mulai ditunjukkan hutang-hutang dari struk barang dan jasa yang sudah dinikmati. Nota-nota dan kuwitansi menumpuk di lemari pikiran mereka. Sama sekali tak ada yang gratis dalam hidup.

Duduk di bangku smp, mereka mulai membentuk gank-gank. Ada yang namanya gank macan, ada gank unyu-unyu, ada gank alay, ada juga gank cowok setengah cewek. Antara satu gank dengan gank lain: mereka nggak saling nyapa. Mereka juga punya seragam husus, biar bisa terlihat beda sama gank lain. Mereka juga punya semboyan: KALAU BUKAN ANGGOTA, DILARANG KETAWA SAMA KITA.

Masuk ke SMA, mereka mulai agak dewasa. Membentuk koalisi-koalisi dan bersekutu dengan kepentingan-kepentingan yang menguntungkan. Mereka sangat menjaga nama baik dan citra. Tak bisa salah, tapi mengaku manusia. Mereka sangat mudah tersinggung, dan gemar menyudutkan seseorang. Mereka punya semboyan: KAMU SALAH ATAU BENAR, KAMU TETAP PECUNDANG. Kebencian meraja lela di antara mereka. Saling menjatuhkan, saling menuding, saling menerror. Di setiap kamar, terpajang tulisan besar: KALAU TIDAK ADA YANG BISA DISALAHKAN, LEBIH BAIK AKU MATI..

Memasuki dunia kerja, aku tertidur pulas dan tak melanjutkan dongengan selanjutnya. Aku bermimpi memberi mereka setetes air mata untuk melepas dahaga mereka. Mencampurkan diri dalam gelas-gelas pikiran untuk jadi bahan umpatan, untuk jadi bahan ejekan, dan hinaan, bahkan fitnah: sebagai jus kenikmatan hidup mereka. Tapi rasa haus mereka tidak juga sirna. Mereka tetap dahaga, mencari nama baik dan citra, besekutu dan saling mencela. Satu orang berdamai, yang lain bertikai. Satu masalah selesai, masalah baru dimulai. Seolah-olah ada yang kurang bila tak ada yang disalahkan. Semua orang memihak pendapat terbanyak. Siapapun yang sedang berpengaruh (berkuasa), dialah yang benar. Tak bisa ada pendapat tandingan, tak boleh ada perbedaan.

Di sebuah negri dongeng, aku bermimpi menegur mereka:
hari ini aku akan membacakan maklumat pada kalian semua. Atas nama kesalahan dan kebenaran sekaligus, Akan membela siapapun yang kalian salahkan. Akan membela siapapun yang kalian sudutkan. Akan membela siapapun yang kalian kucilkan. Pernyataan ini aku buat sesadar-sadarnya, dan siap menerima resiko apapun yang bisa terjadi. Kalian berhak menganggapku pahlawan kesiangan, berhak menganggapku sok suci dan stigma-stigma apapun. Aku akan tetap mencintai kalian, karena aku manusia.

Sebelum aku membacakan tanggal, bulan, dan tahun diumumkannya maklumat itu. Tiba-tiba aku terbangun dari tidur. Matahari sudah hampir ke puncak ubun-ubun. Aku pun bergegas mandi membersihkan sisa-sisa mimpi.


(KLU: JULI 2013)



Artikel Terkait:

0 Response to "DONGENG KACAU BALAU"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme