SELAMAT MALAM, NIPAH
Duduk di depan cermin jati menatap lubuk
Jantung masih menunaikan tugasnya memompa aliran darah
Menjaga keterjagaan pikiran menyusuri lamunan
Malam diterpa udara yang meronta pada kering
Semak-semak mimpi bergoyang bersama rimbunnya kejadian
Kenyataan berkibar seperti panji-panji peringatan
Pesta para nokturnal
Hawa dingin menguntit pori-pori tanpa balutan
Mengambil kelembaban secara paksa dari kenyalnya kulit
Hingga rapuh seperti sisik berjatuhan menyalami debu
Langit bersih dikerumuni kerlip gemintang
Rembulan masih tersenyum bagai bibir seorang perawan, setengah penuh
Cakrawala tergerai melahirkan riak-riak pantai
Sedangkan pasir putih telah terlelap bersama lampu-lampu lima watt
Ramadhan masih memperdengarkan senandung ayat Tuhan
Berebut kebisingan dengan gemuruh angin yang tak punya sopan-santun: berlarian ke segala arah
Selimut pun melambai-lambai dari dalam kamar
Menggoda tubuh untuk sejenak memeriksa kehangatan
Kutulis kelebat pikiran pada dinding waktu
Suatu malam di pantai Nipah: Membakar sepi dengan wajahmu
Beberapa hari sebelum keberangkatan pulang
Mengambil bekal keyakinanku
0 Response to "SELAMAT MALAM, NIPAH"
Posting Komentar