EPISODE JIWA

Ketika senja tiba dan malam menenggelamkan jiwa
Cahaya kita menyatu begitu mesra
Kau bertanya padaku kapan ku isi ruang kosongmu
Lalu kubukakan jendela langit menuju cakrawala
Kupetik cinta dan kusuntingkan aneka rasa
Hingga tak lagi ada jeda di antara kita
Kaulah nyawaku akulah jiwamu
Ruh kita menyatu membekukan waktu
Membuka pintu demi pintu

Dari pelataran surga kau berjalan mengumpulkan cahaya
Melantunkan kidung mesra membius angkasa
Menuntun para jiwa untuk sujud di altar penuh rasa
Kau suguhkan cerita dari nadi para pecinta

Aku telah menikmati tiap suguhanmu
Di keramaian pesta itu kau tarik selubung hasratku
Akupun berdansa mengikuti alunan musik jiwa
Dalam nada rendah kuletakkan segala busana
Percikan demi percikan memancarkan suka cita
Hingga fikiran kita melahirkan janin kata-kata

Ini hanyalah episode jiwa dari tiap mekarnya
Sebelum ranum daging buah kata, aku hanyalah cinta
Dikecup takdir dan serangga cahaya
Dibelai angin disentuh rasa
Lalu putik di dadaku meledak menyetubuhi makna

Ini hanyalah episode jiwa
Ketika lidah-lidah cinta menikmati keranuman kata






Artikel Terkait:

0 Response to "EPISODE JIWA"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme