PUISI CAK NUN (2 TAHUN MENGENANG RENDRA)

Rendra yang kami cintai
Berpindah rumahnya dari penglihatan dan pengetahuan menuju rumah sejati abadi yang bernama makna keyakinan dan cinta
Kemarin selama dia hidup, kami selalu melihatnya sehingga tidak sanggup memaknainya
Kemarin kami sibuk bersombong merumuskan pengetahuan tentang Rendra sehingga terbentang jarak untuk mampu mencintainya
Kemarin bersamanya kami semua terpenjara oleh eksistensi dan kepentingan sehingga menjadi terlalu bodoh untuk menemukan tentang ruh Tuhan yang bersemayam di dalam jiwa puisi-puisinya
Rendra yang kami cintai, maafkanlah kekerdilan kami
Kekerdilan yang terus kami festivalkan sampai hari ini
Kekerdilan atasmu, buta ma'rifat padamu, tabir tertutup di dalam kasyaf cintamu

Wahai Tuhan yang Rendra telah berada padaMu
Lindungilah kami semua dari bunyi mulut para pentakabbur ilmu
Yang mengipas-ngipaskan kata-kata bahwa kehidupan ini adalah dan hanyalah kehidupan ini dimana kematian merupakan ujung darinya
Wahai Tuhan, kami tidak berduka
Karena Rendra tidak akan pernah berakhir di dalam Jiwa kami
Wahai Tuhan, kami tidak kehilangan Rendra
Karena engkau sendiri yang mengatakan bahwa para syahid sama sekali tidak pernah mati
Dan karena dengan segala suka cita kami pun menyatakan bahwa Rendra lebih hidup dalam jiwa kami melebihi saat dia hidup sejenak selama waktu yang Tuhan pinjamkan kepadanya

Wahai Tuhan...
Orang yang duduk paling dekat di sisiMu bukanlah orang besar, orang hebat, atau orang masyhur
Orang yang duduk paling dekat di sisiMu adalah orang yang bekerja keras untuk mencariMu

Wahai Tuhan..
Orang yang paling tidak berjarak dari maqamMu bukanlah orang yang berwarna hijau, merah, atau putih
Juga bukan orang yang dunia menjunjungnya atau merendahkannya yang peradaban manusia mengakuinya atau mencampakkannya
Orang yang paling tidak berjarak dari maqamMu ya Allah
Adalah orang yang mencariMu dengan bekal cinta dan rindu

Wahai Tuhan..
Hamba yang Engkau terima di fihakMu dengan ketentraman dan keteduhan bukanlah orang-orang utama dalam iman, dalam ilmu, estetika, atau kawastika
Hamba yang Engkau terima di fihakMu dengan ketentraman dan keteduhan Tuhan, adalah hamba yang rela meniadakan dirinya, melebur padaMu hingga hamba itu tidak ingat lagi nama dan dirinya sendiri karena dipenuhi oleh nyanyian-nyanyian terindah LA ILAHA ILLALLAH, LA ILAHA ILLALLAH

{EMHA AINUN NADJIB}

7 agustus 2011



Artikel Terkait:

0 Response to "PUISI CAK NUN (2 TAHUN MENGENANG RENDRA)"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme