WAHAI SELIMUT SEPI

Wahai denyut malam yang mengambil energi dari frekuensi rindu
Wahai gelap terang dan seluruh pengunjung waktu
Wahai susunan seluruh kepadatan materi dan ruang
Wahai jalan sunyi dan jejak setiap pejalan kaki

Wahai seluruh panggilan dari setiap getaran dan debaran
Wahai setiap tatapan yang mengumpulkan energi rindu
Wahai seluruh pertemuan yang memilah nafsu dan kesejatian
Wahai setiap perpisahan yang mengikis kerak kemilau cinta

Wahai kematian dan kebangkitan
Wahai penciptaan dan pengenalan
Wahai seluruh gerak Tauhid
Wahai penyatuan yang didengungkan rindu terlembut yang begitu dalam

Wahai sang Kekasih,
Peluklah aku...
Peluklah aku...
Aku kedinginan karena sepi
Karena sepi...

(KLU: 2013)



Artikel Terkait:

0 Response to "WAHAI SELIMUT SEPI"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme