Engkau yang bersembunyi di balik mahkota yang senantiasa samar
Engkau yang rakyat jelata namun menjadi pamong para kesatria
Engkau yang penuh kecukupan tanpa harta
Engkau yang hati dan langkahnya tak berselisih muka

Wahai Jawa Dwipa..
Di mana kau sembunyikan sang arif yang dimitoskan nenekmoyangmu?
Kenapa keadilan sulit ditemukan, kejujuran sulit mendapatkan jalan, kebaikan dan kasih sayang menjadi sebuah keanehan?
Di mana kesederhanaan, keramahan, keluhuran budi dan nasehat tanpa kekerasan paksa yang digaungkan para penuntun?
Hari ini pamrih ada di mana-mana, perselingkuhan di mana-mana, persekongkolan pun semakin hilang rasa malu demi memperoleh harga

Sabdapalon dan Nayagenggong, lihatlah anak asuhmu
Keluarlah dari selubung mitos tanah jawa dan genapkan tugasmu
Jaman harus segera berganti dan penantian harus menemukan titik pasti
Karena pesimisme bisa membunuh jawa, atau jawa akan mati bersama optimisme tanpa bukti

Jawa, jawa, oh jawa...
Kita adalah Nusantara
Sejak Jayabhaya bahkan jauh sebelumnya
Sebelum semua cerita menjadi mitos yang tertanam kuat di lubuk kita
Kita memang peradaban adidaya yang hilang dari percaturan dunia
Kembalilah..
Bangunlah...
Bangkitlah...!
Temukan Badranaya dalam jiwamu, atau buanglah semua mitos itu
(CIREBON : AGUSTUS 2013)

Artikel Terkait: