KULDESAK

Aku terkejut dengan diriku
Sekuat inikah otot-otot binatang menopang hidup?
Aku mengendarai nafsu yang buas
Menerjang ke sana kemari dibelok-belokkan ketertarikan

Aku terikat pada tali kekang saat tubuh memburu kesenangan
Sebuah kenikmatan yang sebentar saja habis
Kukunyah tak henti-henti tanpa rasa puas
Kutenggak tak sudah-sudah tanpa menyudahi dahaga

Aku begitu terkejut dengan diriku
Entah sejak kapan Iblis mengalir dalam darahku
Mempertaruhkan hidup dengan dosa-dosa yang terang benderang
Merah padam kesadaran menyatu pada kelam

Sungguh aku sangat terkejut
Begitu tipiskah selaput eksistensi manusia?
Ketika ada - ketika tiada, atau ketika bukan siapa-siapa
Lahir tumbuh dan mati untuk kesekian kali

Aku terkejut dengan semua fakta
Begitu sempurnanya setiap kebetulan membentuk nasib
Menyeret tinta setiap diri tanpa satupun cerita yang sama
Tanpa satupun cerita yang sama...

Kelahiranku di tengah ribuan pertanda
Menuju kematian yang menyuguhkan jutaan tanya
Dan setiap ketertarikan, dan setiap ikatan
Serta semua pola yang dibentuk seluruh kebetulan: aku terkejut...!

Inikah diri yang dikisahkan dalam perjalanan jiwa?
Diri yang penuh luka karena rindu
Diri yang meraba segala hal dan menafsirkan topeng-topeng kesejatian
Diri yang begitu tak mengerti, yang hanya mengharapkan datangnya pertolongan dari Uluran Tangan Cinta



BAYAN: (FEBRUARI 2014)



Artikel Terkait:

0 Response to "KULDESAK"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme