BUKAN KISAH ADAM HAWA

Datanglah..
Dekati aku yang kian tak mampu menunggu

Aku khawatir tersesat di persimpangan pohon lebat
Seperti adam yang tersesat dalam tatapan mata hawa
Kala mereka berdua memanen rasa dan debaran dunia
Lupa segalanya

Datanglah..
Dekati aku yang kian tak mampu menunggu
Mintalah sebilah tongkat dari para malaikat
Agar langkahmu tak lagi tercekat

Tapi itu hutan terlarang bagi para jiwa
Pantaskah aku melanggarnya?

Malaikat tak pernah mengenal lekuk tanah bebatuan di sana
Takkan berguna sebatang tongkat yang tak melihat
Karena di balik semak-semak kenikmatan surga bumi kita
Ada cadas panas, jurang, tebing dan bebatuan runcing yang mencuat

Kenapa kau tak mempercayaiku?
Bukankah telah kuceritakan bahwa hutan terlarang hanyalah cerita purba
Tolong..
Jangan biarkan aku kecewa
Datanglah..
Dekati aku yang kian tak mampu menunggu

Tenanglah..
Suatu saat nanti akan ku selami gelisahmu pada huruf-huruf yang kau hanyutkan di sungai mimpi
Akan kucumbu ikan-ikan yang berenang dalam kecipak air beningnya
Kan kuintip kaki-kaki lentik laba-laba air yang berlari melawan arus
Kan kugoda katak-katak yang menyemburkan rindunya di sembarang tempat
Lalu kan kureguk jernihmu hingga tuntas dahaga malam

Tapi biarkan kuteliti kembali alam fikiranku
Sebelum ku tersesat terlalu jauh dalam hatimu

Datanglah..
Dekati aku yang kian tak mampu menunggu
Percayalah..
Aku memang jodohmu
Tak perlu kau menunggu saksi dan penghulu
Aku seutuhnya milikmu

Tenangkan dirimu kasih
Beristirahatlah sejenak
Jangan biarkan rindu sembilu itu membunuhmu
Aku kan datang
Pasti datang menjemputmu
Tapi dengan restu dari Tuhanku
Bukan berbekal nafsu

Istirahatlah sayang
Akan kusiapkan pintu-pintu kehalalan
Agar aku bisa mendekatimu dengan lega
Tanpa mencelakakan jiwa kita



Artikel Terkait:

0 Response to "BUKAN KISAH ADAM HAWA"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme