LEBAM YANG DULU BIRU
Aku tak mengenali hatiku sendiri
Biru yang penuh kesejukan tiba-tiba saja lebam
Tubuh ini sangat ingin memelukmu
Tak mau membiarkanmu menjauh walau sejengkal
Tahukah kamu?
Tubuh adalah tempat disemayamkannya jiwa
Tahukah kamu?
Betapa dia tak mau menyentuhkan luka jenis apapun
Kenapa kau memberiku harapan sedang tangannya tak kau lepas?
Bukan itu yang kumaksud..
Andai jauh darinya adalah luka yang sangat menyiksa
Aku pasti akan menyembuhkanmu
Aku ingin menghilang dari jejakmu
Tak ada pilihan bagi keinginanku untuk tetap melihat senyummu
Bahagialah bersamanya
Biar kutata ulang ketulusan doa-doaku
Kau tahu?
Tubuh ini begitu ingin mengenal suhumu
Tapi jiwaku menghendaki hatimu
Kamu miliknya, dan aku tak memilikimu
Tapi senyum bahagiamu tetap milikku
Tahukah kamu?
Tubuh adalah tempat disemayamkannya jiwa
Jiwaku terlalu dekat dengan kemilau matamu
Jangan tenggelamkan dia dengan air matamu
Biarkan aku menjaga jarak beberapa jengkal tombak
Biarkan aku menjauh...
Akan kutata ulang air mata doa-doaku
Untuk semua kebahagiaan senyummu
0 Response to "LEBAM YANG DULU BIRU"
Posting Komentar