AKU BUKAN DUKUN

Berdebat dengan kecemasan yang bersembunyi dalam mata yang penuh rindu
Mata yang mengancam kesadaran manusia agar tunduk pada prasangka
Sorot tajam itu mengajak bulu kuduk untuk menari
Mengikuti ritmis mistis yang menjalar dalam ruang pergaulan dimensi

Aduhai cinta..
Kenapa kau biarkan kabut hitam menyelimuti kemilau hati?
Aku tak tega melihat kesakitan sedemikian menyuburkan benci
Hingga tak bisa mengerti: seberapa kuat hati manusia menangkal kuasa gelap yang menghasut struktur ajali

Berdebat dengan kecemasan yang menebar serbuk gelisah
Menjenguk cinta dengan membawa sebungkus salam damai
Jasad yang alakadarnya terhidang sebagai saksi
Agar hidup bisa kembali dinikmati

Kembalilah, kembali...
Debu menjadi debu, api menjadi api
Air dan udara yang berkaca-kaca
Kembalilah menuju asal keseimbangan jagat raya



BAYAN: (FEBRUARI 2014)



Artikel Terkait:

0 Response to "AKU BUKAN DUKUN"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme